Sesuai deng
an visi Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapis, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) “Pada tahun 2030 menjadi program studi terkemuka dan professional dalam menghasilkan lulusan dengan kompetensi profesi fisioterapis berbasis komunitas berdasarkan perkembangan IPTEKs dan nilai-nilai Islam”, Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapis, FIKes UMM melibatkan Puskesmas se Kota dan Kabupaten Malang untuk menjadi lahan praktik stase Fisioterapi Komunitas.
Fisioterapi Komunitas sendiri adalah bentuk pelayanan gangguan gerak dan fungsi gerak di kelompok masyarakat melalui kegiatan promotive dan preventif tanpa mengesampingkan pelayanan kuratif dan rehabilitative.
Sebagai pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, Puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya, termasuk pada kegiatan di Posyandu. Sebagai salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, Posyandu akan semakin komprehensif dengan kehadiran fisioterapis di dalamnya dan manyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
Diawali dengan apersepsi antara Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapis, FIKes UMM dan pihak Puskesmas serta Perwakilan Dinkes Kota dan Kabupaten Malang, mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapis, FIKes UMM mulai berpraktik di 20 Puskesmas Kota dan Kabupaten Malang per 3 Oktober 2022.
Sebanyak 84 mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapis, FIKes UMM Angkatan 6 menjalani praktik untuk memenuhi kompetensi fisioterapi komunitas yakni pada komunitas posyandu balita, komunitas anak dan remaja, komunitas olahraga, komunitas pekerja, komunitas kesehatan wanita, komunitas kesehatan keluarga dan komunitas kesehatan lansia.
Safun Rahmanto, SST.Ft., M.Fis selaku Kaprodi Prodi Pendidikan Profesi Fisioterapis, FIKes UMM berharap mahasiswa dapat memenuhi capaian pembelajaran praktik disana “Kami harap mahasiswa profesi Angkatan 6 ini dapat memberikan kemampuan skill ketrampilan, ilmu pengetahuan, etika profesi pada layanan promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative terkait gangguan gerak dan fungsi gerak sesuai karakteristik masing-masing kelompok masyarakat” tandasnya.
