Guna menciptakan program Center of Excellence (CoE) dalam pengembangan soft skill mahasiswa, Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penguatan bersama Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Netra (UPT RSBN) Malang. Selain itu program CoE merupakan bentuk implementasi program Kampus Merdeka.
Program CoE ini berfokus pada Fisioterapi Inklusi. Ketua Program Studi, Dimas Sondang Irawan, Ph.D dalam paparannya menyampaikan bahwa seorang fisioterapis harus mampu memberikan layanan kesehatan diseluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Namun, temuan dilapangan banyak menunjukkan adanya diskriminasi layanan tersebut bagi penyandang tunanetra, tunawicara, tunadaksa, tunarungu dan tunagrahita, Malang (6/3/2024).
Kemandirian aksesibilitas layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas masih belum optimal. Dalam pelayanannya, tenaga kesehatan membutuhkan pendamping pasien untuk menjalankan proses asuhan atau tatalaksana. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berkomunikasi dan pelayanan pada pasien disabilitas menjadi kelemahan di sistem layanan kesehatan saat ini.
Serangkaian kegiatan CoE diawali dengan Training of Trainers (ToT) dan observasi. Dalam ToT menjelaskan metode pembelajaran, kompetensi keilmuan dan keahlian, sertifikasi serta menejemen risiko praktik. Komponen tersebut menjadi parameter utama dalam program CoE, yang di sampaikan oleh Ali Multazam, Physio MSc.
Program ini mendapatkan apresiasi dari Kepala UPT RSBN Malang, Firdaus Sulistijawan S.Sos MPSSp.
"Kami sebagai Penerima Manfaat (PM) berharap program ini kedepannya mampu memberikan peningkatan soft skill dan kemandirian penyandang disabilitas di tengah masyarakat. Selain itu, program ini juga menjadi media transfer knowledge. Dengan adanya Program Studi Fisioterapi, nantinya mampu menjadi kolaborator dalam pengembangan silabus dan sertifikasi pelatihan," ungkapnya.