Program Studi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan kuliah tamu dengan menghadirkan pembicara pakar Fisioterapi Komunitas, Parmono Dwi Putro SFt MM, Ketua Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI). Sedangkan pembicara pakar Fisioterapi Olahraga, Syahmirza Indra Lesmana SFt MOr, selaku Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Fisioterapi Indonesia (APTIFI).
Kegiatan ini buka oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Dr Yoyok Bekti Prasetyo MKep SpKom. Dalam sambutanya disampaikan bahwa tantangan dinamika fisioterapi kedepannya seharusnya dapat dijawab dengan berbagai kegiatan yang telah dilakukan program studi. Apalagi saat ini ditengah kita telah hadir para ketua umum dari asosiasi tertinggi fisioterapi di Indonesia. Nantinya dapat memberikan informasi dan arahan bagaimana perkembangan fisioterapi, Kamis (30/11/2023).
Sesi pertama kuliah tamu dibuka oleh Bapak Parmono Dwi Putro. Dalam pemaparannya disampaikan akan konsep dasar dari komunitas. Konsep ini secara jelas tertuang di dalam surah Al-Ma'un. Selain itu transformasi aturan layanan kesehatan berbasis komunitas juga tertuang di dalam undang-undang dan berbagai peraturan pemerintah. Sehingga konsep komunitas dapat di definisikan sebagai upaya tindakan pencegahan terhadap beberapa penyakit prioritas yang potensial terjadi di Indonesia, jelasnya.
Sedangkan pemaparan meteri kedua disampaikan oleh Bapak Syahmirza Indra Lesmana. Secara gamblang menyampaikan bagaimana perbedaan antara fisioterapi olahraga dengan fisioterapi lainnya. Selain itu dijelaskan juga bagaimana intervensi ketika terjadi cidera dilapangan. Langkah awal cidera dapat dilakukan melalui metode Rest, Ice, Compression, Elevation (R.I.C.E), ujarnya.
Kuliah tamu tersebut bertajuk talkshow yang dihadiri oleh mahasiswa S1 Fisioterapi dan Profesi Fisioterapis sebanyak 280 peserta. Selain itu jajaran struktural Program Studi S1 Fisioterapi dan Profesi Fisioterapis juga turut hadir.
Diakhir talkshow para pembicara secara langsung berdiskusi dengan mahasiswa/i. Diskusi ini membahas sejauh mana persiapan organisasi profesi dalam mendukung layanan berbasis komunitas dan bagaimana cara mengatasi perbedaan persepsi penanganan dengan profesi lainnya. Selain itu Bapak Syahmirza Indra Lesmana juga mengajak mahasiswa/i UMM untuk bergabung dengan berbagai perhimpunan fisioterapi di Indonesia, tutupnya.