Genap satu dekade Prodi Fisioterapi UMM berdiri di tahun 2023 ini. Serangkaian kegiatan digalakkan tidak hanya dengan tujuan selebrasi, melainkan pemanfaatan sumber daya guna berdampak positif kepada masyarakat. Sebagai salah satu contohnya adalah kegiatan pengabdian yang mengusung tema “Peran Orangtua dalam Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus”. Berlokasi di Balai Kecamatan Kedungkandang, setidaknya 20 keluarga dengan anak berkebutuhan khusus turut berpartisipasi pada kegiatan hari Minggu lalu (12/03/2022).
Kepala Camat Kedungkandang, Bapak Sapto Wibowo, S.H., M.Hum. ungkapkan rasa terimakasih yang besar kepada pihak Prodi Fisioterapi UMM. “Kepedulian tinggi yang dipupuk tim Fisioterapi UMM terhadap anak-anak spesial di lingkungan Kedungkandang, sangatlah berarti. Hal ini sejalan dengan program dari Kecamatan yang juga turut menyalurkan sarana-prasarana kepada salah satunya komunitas difabel”.
Sambutan baik juga diberikan oleh ketua komunitas orangtua difabel Kedungkandang. Pasalnya, Kepala Program Studi S1 dan Profesi Fisioterapi UMM, yakni Bapak Dimas Sondang Irawan, SST.FT., M.Fis., dan Bapak Safun Rahmanto, SST.Ft., M.Fis., turut memberikan sumbangan berupa alat bantu kegiatan terapi. Alat-alat berdaya guna seperti matras, gym ball, bosu dan beberapa mainan sensoris diberikan melalui perwakilan komunitas orangtua difabel.
Selama materi penyuluhan berlangsung, Atika Yulianti, SST.Ft., M.Fis., yang juga merupakan pakar fisioterapi anak dari UMM ini mendapatkan perhatian tinggi dari para orangtua yang berpartisipasi. Bagaimana cara menstimulasi tumbuh kembang anak, cara memposisikan anak sesuai dengan kondisi, juga beberapa tindakan pencegahan kondisi komplikasi telah turut diutarakan. Beragamnya kondisi gangguan anak, seperti halnya cerebral palsy, down syndrome, kaki pengkor dan lain sebagainya, menjadikan pakar fisioterapi anak tersebut diberondongi rangkaian pertanyaan oleh para orangtua.
Antusiasme peserta yang diterima oleh tim penyuluh Fisioterapi UMM kemudian melahirkan ide untuk terus melanjutkan program. Kedepannya Bapak Dedik selaku ketua komunitas menyampaikan “Besar harapan kami, program pendampingan terapi kepada orangtua seperti ini dapat terus kami terima. Kami sangat membutuhkan arahan bagaimana cara membantu anak-anak kami untuk lebih mandiri saat di rumah”.
Melalui jargon yang disuarakan serempak oleh tim penyuluh fisioterapi UMM dengan komunitas orangtua “Aku, Kamu, Kita Setara”, semoga dukungan berupa tenaga, ilmu dan sarana-prasarana untuk mereka yang membutuhkan, dapat benar-benar tersalurkan.